PENANTIAN
Haiii...
Hallooo
Shalom..
Mikumm...
Apa kabar?
Entah mana sapaan yang paling tepat untuk ku gunakan malam ini. Dalam menyapa kalian semua, orang yang mau memberi waktunya untuk mampir dirumahku ini. Rumah yang sudah lama tak ku tinggali, karna kesibukanku dan juga kemalasanku. Tapi entah mengapa, malam ini besar dorongan didalam hati untuk menggerakan jemari ini mengutarakan setiap rasa yang ada di benak ini.
Yaa rasa yang sudah lama tak ku ceritakan dalam rumah perjalanan rasaku ini.
Dan hari ini dirumahku ini, aku ingin bercerita kembali. Dan kali ini mengenai sebuah kata yaitu PENANTIAN. Kata yang tertiba malam ini lalu lalang dibenakku.
Satu kata yang sedang ku jalani dalam perjalanan rasaku hari-hari ini.
Dan menurutku kata ini juga sedang ada dalam perjalanan rasamu maupun semua orang bukan?
Yaa PENANTIAN, menurutku hari-hari ini kita sedang dibawa untuk merenungkan dan menghidupi perkataan ini dengan sungguh - sungguh. Entah Penantian apapun itu yang sedang kita jalani, mungkin
Penantian akan sebuah kebebasan terlebih dihari-hari yang sulit ini.
Penantian akan masa yang kondusif kembali setelah pandemic ini berlalu.
Penantian akan sebuah jabat tangan maupun pelukan dari orang-orang terkasih.
Penantian akan bertemu seseorang yang terbaik yang akan jadi teman sehidup semati.
Penantian akan satu keturunan yang akan mewariskan garis keturunan.
Penantian akan satu kesempatan yang didambakan semua orang.
Penantian akan sebuah kesuksesan untuk masa depan yang terbaik.
Penantian akan sebuah penuaian jiwa yang terbesar dan terakhir.
Penantian akan sebuah promosi jabatan yang diimpikan.
Penantian akan banyak hal didalam hidup dan perjalan rasa kehidupan ini.
Lebih lagi penantian akan kedatanganNya.
Tapi dari semua penantian itu, apakah yang sedang kita lakukan hari-hari ini?
Apakah kita hanya menanti, tanpa berbuat sesuatu untuk yang dinanti?
Dan apakah benar kita sudah siap untuk apa yang kita nantikan itu?
Ataukah, kita hanya sekedar bersantai menanti tanpa pengertian dan persiapan?
Masihkah kita bergairah untuk yang kita nanti?
Masihkah kita berdoa padaNya untuk yang kita nanti?
Masihkah kita berharap padaNya untuk apa yang kita nanti?
Ataukah kita sedang ada diujung sebuah penantian yang segera kita lepaskan karena kita sudah menyerah untuk menanti?
hmm, hanya pribadi kita sendiri yang tahu jawabannya. Tapi pada dasarnya menurutmu, apakah penantian itu? Apakah hanya sekedar menunggu dengan sabar, atau?
Karena bagiku, PENANTIAN = PERJUANGAN.
Mengapa ku berkata demikian? Karena bagiku, menanti bukan sekedar menunggu dengan sabar. Menanti dalam hidupku, merupakan masa dimana ku dibentuk untuk menjadi seseorang yang berdamai dengan diri sendiri dan keadaan. Dan dalam penantianku ini, ku banyak belajar hal-hal yang mendewasakanku untuk menjadi pribadi yang utuh dan asli dengan menjadi diri sendiri yang tetap berserah dan melekat padaNya.
Karena ku tahu benar, tanpa tuntunan dan penyertaanNya penantianku akan sia-sia belaka. Memang benar, bisa jadi apa yang ku nantikan akan tak pernah jadi nyata.
Tapi apakah dengan begitu aku akan berhenti dan tidak percaya lagi padaNya?
Tentu tidak, karena dalam penantian ini ku diajar untuk mengerti bahwa tidak ada hal yang bisa menggantikan kehadiranNya dihidupku.
Apalagi dimasa pandemic ini, semuanya jelas nyata bagiku. Bahwa semua hal sia-sia belaka kecuali kehadiranNya. Dimasa ini aku, kamu, kita secara tidak langsung dipaksa untuk taat akan perintah maupun pemerintahan yang ada. Berdiam dalam setiap tempat yang kita tinggali untuk sebuah kebaikan bersama. Tak ada jabat tangan, tak ada pelukan dan tak ada tatap muka langsung selama beberapa bulan terakhir dengan orang-orang yang dikasihi kecuali keluarga didalam rumah, menyedihkan bukan? Bahkan tak ada canda tawa bersama sahabat yang terekam disebuah sudut cafetaria mau restoran yang sering disinggahi.
Apakah kamu merindukan dan menantikan untuk itu hari-hari ini?
Jelas, sudah pasti semuanya punya kerinduan yang sama bukan? Tapi apakah karena tak bisa bertemu langsung kita jadi orang apatis dan menutup diri? Tentu tidak bukan?
Justru ini waktu yang tepat "back to our home" bukan sekedar kembali ke rumah bangunan yang kita tinggali sekarang. Tapi, kembali ke rumah kita secara pribadi yaitu diri kita sendiri, diri kita yang mungkin sudah lama menanti untuk waktu ini. Waktu dimana kita merenung tentang apa yang sudah kita hidupi dan bagaimana kehidupan kita berlangsung. Apakah berfungsi atau justru sebaliknya?
Apapun itu mari kembali jadikan waktu-waktu ini untuk masuk dalam masa perenungan dalam penantian yang benar. Bukan sekedar penantian untuk keadaan dan masa kondusif yang sangat dirindukan. Tapi jadikan masa ini untuk berlatih menjadi pribadi yang lebih benar lagi. Karena perubahan butuh latihan yang maksimal. Tidak ada perubahan tanpa latihan!
Sama halnya, seperti akhir tahun lalu dimana kita bersemangat sekali untuk menanti pergantian tahun. Tapi kita tidak pernah tahu kejutan awal yang disiapkan untuk memulai tahun yang baru kita nantikan. Bahkan kita juga, tidak pernah tahu untuk hari-hari ini akan menjadi seperti ini. Mungkin sebelumnya, beberapa bulan lalu kita sedang menantikan bulan-bulan bahkan hari-hari ditahun ini dengan segala agenda kita. Tetapi secara spontan, semua yang kita nantikan seolah runtuh perlahan dan membuat kita tak bisa berkata-kata selain banyak berharap dan berdoa padaNya untuk keadaan membaik dan pandemic segera berlalu.
Bahkan kita juga tidak pernah tahu, apa yang akan ada didepan mata kita beberapa bulan lagi dari waktu sekarang ini. Tapi mari tetap menanti dengan damai sejahtera yang dari padaNya supaya kita tinggal tenang dengan percaya dan dapat berdoa. Sekalipun banyak orang yang mengutuk tahun ini, jangan jadi bagian dari orang yang mengeluarkan kata-kata kutuk itu. Tetap perkatakan berkat untuk tahun 2020 ini bahwa tahun ini ada tahun dimensi yang baru. Tahun yang membuat kita semakin melekat padaNya. Dia Tuhan yang sudah mengingatkan kita untuk terus berjaga-jaga dalam penantian maupun perjalanan rasa kehidupan kita. Jadi mari mulai lihat sekeliling kita, sadari bahwa kesudahan segala sesuatu sudah dekat dan kerajaanNya pun sudah dekat.
Jadi mari berjaga-jagalah dan tetap berdoa! Seperti firmanNya berkata:
"Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."Matius 25:13
"Watch therefore, for ye know neither the day nor the hour wherein the Son of man cometh." (KJV)
Tidak peduli sesakit,sepahit, seberat, senano-nano apapun perjalanan rasa yang harus kita lalui dalam penantian kita hari-hari ini, Tetap menanti bersamaNya yaa! Tidak peduli orang lain berkata dan berpikir ini dan itu tentang kita. Tapi percayalah segala sesuatunya ada dalam kendali kuasaNya. Karena Dia Tuhan yang membuat segala sesuatu indah pada waktuNya bukan waktu kita. Terus berharap, bangkit dan berdoa padaNya yaa. Dan jadilah pribadi yang berbeda yaitu pribadimu sendiri yang tetap melekat padaNya bukan pribadi yang sedang menanti dengan kemauan orang lain.
Salam Sehat! Tuhan Yesus mengasihi kita semua. Immanuel :)
Sulit memang menantikan sesuatu dengan berbagai perasaan. Tidak semua penantian berujung tawa tapi ada beberapa penantian yang berukung pilu. Apa yang salah saat semuanya berujung pilu? Penantiannya yang salah? Jawaban Tuhan? Atau diri kita yang tak bisa menerima jawaban Tuhan atas penantian kita?
BalasHapusPas bgt bu Debo sharingnya 😘
BalasHapusSemoga semua lekas kembali seperti semula dan penantian kita kita semua nggak sia-sia, ya.
BalasHapusWaw keren kakk. PENANTIAN YANG PENUH PERJUANGAN,PENANTIAN YANG PENUH DENGAN PROSES ❤
BalasHapus#Berdamaidengandirisendiri
BalasHapus